Kab. Tasikmalaya (WP),- Buah anggur konon berasal dari wilayah Pegunungan Kaukus, Armenina (Rusia). Namun, saat ini buah ini bisa dengan mudah dijumpai di wilayah Indonesia. Cita rasa yang manis dan segar, membuat buah ini digemari. Selain itu, anggur cukup relatif mudah dibudidayakan. Potensi pundi Rupiah pun yang dihasilkan membuat banyak orang tergiur mengembangkan komoditas buah ini. Sebab tidak hanya dari buah yang dihasilkan, cuan juga datang dari penjualan buahnya.

Seperti yang dilakukan Yudi, pemilik kebun anggur di Desa Selawangi, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya.” Kata dia, potensi budi daya anggur cukup besar. Apalagi produksi anggur yang dikenal dengan kualitas buahnya yang manis.

Selama dua tahun dirinya menggeluti usaha ini, keuntungan yang didapat lumayan besar, dan bisa memperoleh omzet hingga jutaan Rupiah ketika panen.” Lumayan besar, saya menjual buahnya di kisaran Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu per kilogram, saya juga dapat penghasilan lainnya dari penjualan bibit,” Ujar Yudi.

Dikatakannya, usaha jual beli dan budi daya anggur ini dilakukannya secara mandiri. Artinya, mulai dari pembibitan, perawatan, dan lainnya dilakukan sendiri. Hingga saat ini, dirinya tidak melibatkan yang lain dalam mengelola kebun anggurnya. ”Selama ini memang berjalan sendiri semuanya,” sambungnya.

Yudi juga menyebutkan bagi masyarakat yang membutuhkan bibit anggur bisa mendatangi kepadanya. Sehingga bagi yang mau menanam disiapkan bibitnya dan juga edukasi bagaimana cara merawatnya.
Menurutnya pembibitan atau budidaya anggur dilakukan dengan memadukan batang anggur lokal dan anggur impor dari luar negeri. Nantinya dari berbagai percobaannya akan menghasilkan anggur dengan citarasa yang manis.

“Ini cuma sisi belah tengah, disambung terus tumbuh, nah ini yang kita hasilkan anggur impor dengan akar yang lokal. Akar lokal ini punya ketahanan yang bagus di Indonesia, dari pada anggur impor yang langsung ditanam,” jelasnya.
Menurutnya tanaman atau buah anggur lebih suka terkena panas matahari. Sehingga baiknya dari pagi hingga sore hari bisa terkena sinar matahari.
“Anggur itu suka dari panas matahari, tapi tidak suka hujan. Begitu kena hujan ini gampang sekali kena jamur. Kalau udah kena jamur, ngobatinnya sulit. Jadi sebisa mungkin perlu ditutupi pelastik transparan. Jadi harus terus kena sinar matahari,” Tuturnya.
Harapan Yudi, dengan adanya budidaya anggur tersebut bisa mengedukasi warga sekitar. Dengan itu warga sekitar turut melakukan penanaman anggur di kediamannya masing-masing.
“Jadi saya berikan edukasi kepada para petani sini, kita coba tanam lokalnya jadi lokalnya. Saya pengen kaya Kampung anggur lah. Jadi kalau orang sini mau, saya bisa kasih bibitnya,” pungkasnya.
Rep. Adas Is